Manusia melakukan Tuhan menentukan
Menuntut ilmu, tentunya seorang murid mengharapkan ilmu yang
bermanfaat. Murid yang bersungguh-sungguh akan bertekad mencari ‘sabab futuh’
atau sebab yang menjadikan ia paham akan suatu ilmu dengan berbagai cara,
seperti menghormati ilmu, menghormati guru, bahkan menghormati kitab yang ia
pelajari. Semua itu sangat penting.
Selain itu, seorang pelajar juga melazimkan doa supaya diberi
keberkahan ilmu. Setiap hendak mau belajar mereka berdoa, bahkan dalam setiap
keadaannya. Tak lupa juga melantunkan beberapa wiridan yang diberikan oleh
gurunya untuk mereka baca di waktu-waktu tertentu.
Selain berdoa meminta keberkahan ilmu, tak lupa juga para
pelajar berdoa supaya ilmunya tidak sia-sia. Ilmu yang tidak bermanfaat adalah
bencana besar bagi pelajar. Untuk apa belajar jika tak menghasilkan sesuatu?
Maksud hasil dari sesuatu di sini bukan hanya bersifat material semata, seperti
setelah lulus sekolah dapat pekerjaan, setelah lulus pesantren dapat jadwal
mengajar, dan lain-lain. Namun yang lebih ditekankan di sini adalah buah atau
inti sari dari belajar itu sendiri, yaitu hidayah supaya lebih mendekatkan
dirinya kepada Allah subhanahu wata'ala.
Dalam kitab Bidayah Al-Hidayah Imam al-Ghazali menyebutkan
suatu doa yang bersumber dari hadits Rasulullah Saw supaya dilindugi dari ilmu
yang tidak bermanfaat:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَقَلْبٍ لا يَخْشَعُ وَعَمَلٍ لَا يُرْفَعُ وَدُعَاءٍ لَايُسْمَعُ
Allâhumma innî a‘ûdzubika min ‘ilmin lâ yanfa‘
wa qalbin lâ yakhsya‘ wa ‘amalin lâ yurfa‘ wa du‘âin lâ yusma‘
Artinya: “Ya Allah aku berlindung dari ilmu
yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu', amal yang tidak diangkat
(diterima), dan doa yang tidak didengar.”
Semoga dengan ilmu ini kita diberikan keberkahan ilmu yang
manfaat, yang berguna bagi agama dan bangsa, serta generasi selanjutnya.
No comments:
Post a Comment