Friday, April 5, 2019

PROFIL PONDOK PESANTREN AL-MANAR



PROFIL PONDOK PESANTREN AL-MANAR
Sekretariat: Jl. K.H. Djalal Suyuthi, Ds. Bener, Kec. Tengaran, Kab. Semarang 50775
 ( (0298) 313634

A.  Sejarah Berdiri
Al-Manar adalah sebuah Pondok pesantren putra-putri yang terletak di Jalan Raya Solo-Semarang. Tepatnya di Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, 3 KM sebelah selatan kota Salatiga.
Nama Al-Manar secara resmi muncul pada masa kepengasuhan Kyai Fatkhurrohman, tahun 1982 yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari Pesantren “As-Suyuthiyyah” yang didirikan dan dirintis oleh Al Mukarrom Simbah K.H. Djalal Suyuthi pada tahun 1913.
Misi Al-Manar adalah menciptakan generasi yang berakhlaqul Karimah dan mampu menghadapi tantangan zaman modern. Misi itu dituangkan dalam kurikulum yang menerapkan sistem klasik (sorogan dan bandongan) yang bertitik berat pada kajian-kajian kitab kuning karangan ulama’ syafi’iyyah. Oleh karena itu, substansi yang ditekankan adalah nahwu, sorof, fiqih, ushul fiqih, hadits, tafsir, tauhid, tasawuf, dan tarikh.
Berikut ini adalah potret singkat perjalanan Pon-pes Al-Manar yang diambil dari beberapa sumber.
Desa Petungsari adalah sebuah desa yang sekarang bernama “Bener”. Karena penjajahan yang dialaminya, kesulitan dalam mengembangkan syiar Islam dirasakan sekali oleh masyarakat desa ini. Cuma satu dua orang yang mengenal ajaran Islam, bahkan masyarakat desa ini dikenal sebagai masyarakat yang rusak dan akrab dengan mo-limo dan jauh dari agama serta banyak non muslimnya.
Adalah Bapak Juwahir, salah satu warga desa Petungsari yang memimpin sebuah mushola, yang merasa tergugah untuk memperdalam ajaran Agama Islam dengan menjadi santri dari Kyai Naim, Kyai dari Desa Cabean. Semakin hari jamaah di mushola beliau semakin bertambah banyak sehingga terjadilah sebuah kesepakatan antara Bapak Juwahir dengan Kyai Naim untuk mendatangkah seorang Kyai guna mengasuh jamaah yang semakin bertambah tersebut. Beberapa bulan kemudian, Kyai Na’im meminta K.H. Djalal Suyuthi untuk memikul tugas tersebut.
Karena mushola sudah tidak mampu menampung jamaah, maka Bapak juwahir pun mewakafkan sebagian tanahnya untuk dijadikan Masjid. Untuk menyiarkan agama Islam, simbah K.H. Djalal Suyuthi mendirikan pondok pesantren pada tahun 1926. Pada masa kepemimpinan beliau, kondisi bangsa Indonesia masih berada pada masa penjajahan. Keadaan paling tragis terjadi antara tahun 1942-1946 di masa penjajahan Jepang. Pondok pesantren mengalami kemacetan total karena tekanan Jepang. Baru pada tahun 1947 kehidupan pesantren kembali normal, dan pada tahun itu pula K.H. Djalal suyuthi dipanggil oleh Allah SWT.
Sepeninggal K.H. Djalal Suyuthi, kepemimpinan Pondok pesantren dipegang oleh K.H. Duri (putra beliau) dan Pondok Pesantren ini diberi nama “As-Suyuthiyyah”, diambil dari nama pendirinya. K.H. Duri memegang kepemimpinan hingga tahun 1963 dengan santri sekitar 50-70 orang.
Setelah K.H. Duri meninggal pada tahun 1963, Pesantren dipimpin oleh adik beliau yang bernama K.H. Muh. Suhudi. Pada masa kepemimpinan beliau, Pesantren banyak mengalami goncangan karena pengaruh suhu politik di Indonesia yang sedang memanas. Sebagai puncak resesi/goncangan tersebut, pada tahun 1975 jumlah santri tinggal 23 orang. Tetapi pada tahun itu pula didirikan TK dan fasilitas pendidikan ditambah untuk mendidik anak-anak usia tersebut. Kepemimpinan K.H. Muh. Suhudi berlangsung sampai tahun 1983 karena beliau meninggal dunia.
Pada tahun 1983, kepemimpinan pondok pesantren dipegang oleh K. Fatkhurrohman (putra K.H. Duri). Saat itu keadaan pondok pesantren telah normal kembali. Beliau banyak mengadakan pembaharuan. Antara lain perubahan nama pondok pesantren menjadi “Al-Manar” yang diambil dari nama group orkes gambus di Desa Bener yang saat itu ketenarannya sampai ke Jawa Timur sekitar tahun 1960-1975.
Masjid lama yang dibangun oleh K.H. Djalal Suyuthi dipugar, bangunan pondok ditambah dan pendidikan formal dimasukkan ke dalam kurikulum pondok pesantren. Pada tahun 1985 didirikan Madrasah Tsanawiyah, menyusul pada tahun 1989 didirikan Madrasah Aliyah. Terakhir pada tahun 1992 beliau mendirikan Yayasan Al-Manar sebagai wadah yang lebih formal dan legitimit. Namun beliau belum sempat melihat perkembangan Al-Manar lebih lanjut karena telah dipanggil oleh Allah SWT pada tanggal 28 Juli 1993.
Sepeninggal K. Fatkhurrohman pada tahun 1993, kepemimpinan beliau dilanjutkan oleh menantu beliau, K. Muhammad Imam Fauzy. Pada masa ini Madrasah Aliyah diubah menjadi Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) tepatnya pada tahun 1994/1995. Dan jumlah santri mencapai 537 orang dari Jawa dan Luar Jawa. Namun pada tanggal 11 Mei 2000/ 6 Shofar 1421 beliau meninggal dunia dalam usia 35 tahun.
Sepeninggal beliau, pesantren dipimpin oleh K. As’ad Haris Nasution Fatkhurrohman yang merupakan putra ketiga dari K. Fatkhurrohman. Sampai profil ini dibuat, kepemimpinan Pondok Pesantren Al-Manar masih berada di tangan beliau.
Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa tokoh-tokoh yang pernah mengasuh Pondok Pesantren Al-Manar adalah sebagai berikut:
1.  Kyai Haji Djalal Suyuthi                  : tahun 1913-1947
2.  Kyai Haji Duri                                   : tahun 1947-1963
3.  Kyai Haji Muh. Suhudi                    : tahun 1963-1983
4.  Kyai Fatkhurrohman                       : tahun 1983-1993
5.  Kyai Muhammad Imam Fauzy      : tahun 1993-2000
6.  Kyai As’ad Haris Nasution F.         : tahun 2000-sekarang

B.  Letak geografis Pondok Pesantren Al-Manar
1.  Pondok pesantren Al-Manar terletak di Desa Bener, letak geografis Desa Bener adalah sebagai berikut:
 Batas bagian utara                    : Kodya Salatiga
▪ Batas bagian timur                    : Dusun Cebongan
 Batas bagian selatan                : Dusun Wedilelo & Cabean
 Batas bagian barat                    : Jalan Raya Solo-Semarang
2.  Sedangkan letak pondok pesantren Al-Manar adalah sebagai berikut:
 Batas bagian barat                     : Perumahan penduduk
▪ Batas bagian utara                     : Jalan Projo (carik)
 Batas bagian timur                     : sawah penduduk
▪ Batas bagian selatan                 : sawah penduduk
3.  Status tanah:
 Yayasan ini didirikan pada tahun 1992, dan tercatat pada akte notaris No 02, tanggal 5 Desember 1992 pada notaris Tuan Dimyati S.H.
 Lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Al-Manar secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis; lembaga pendidikan yang mengikuti kurikulum dari Departemen Agama, dan lembaga pendidikan yang menggunakan kurikulum mandiri.
 Adapun lembaga pendidikan yang menggunakan kurikulum Departemen Agama adalah: Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah (Prog. IPS & Prog, Keagamaan). Sedangkan lembaga pendidikan yang menggunakan kurikulum mandiri adalah Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah, dan program-program yang berada di dalamnya.

No comments:

Post a Comment